Artikel Terbaru

Pendidikan Indonesia tahun 1900-an

Tahun 1900 terdapat sekitar 1500 anak bangsa Indonesia bersekolah di Europeese Lagere School (ELS). Sekolah ELS pada saat itu di seluruh Indonesia hanya 169. Dari sekolah ELS ini siswa dapat melanjutkan ke Sekolah Dokter Jawa di Batavia. Sejak tahun 1851 Sekolah Dokter Jawa telah mengalami perubahan.  Kemudian, sari sekolah tersebut dapat melanjutkan ke Hoogere Bergure School (HBS).
Pada tahun 1902 didirikan Sekolah Dokter Jawa yang kelak menjadi STOVIA (School Tot Opleiding Van Inlandsche). Sekolah ini menyiapkan calon-calon dokter untuk menjadi dokter pribumi. Pada tahun 1903, di Pulau Jawa dan Pulau Madura terdapat 245 sekolah negeri Kelas II, 263 sekolah swasta, dan 63 sekolah keagamaan. Pada tahun 1920, didirikan Sekolah Teknik di Bandung. Pada tahun 1927, didirikan NAS (Nederlandsche Artsen School), yakni semacam akademi atau diploma tiga. Pada tahun 1936, STOVIA ditutup. Ganti STOVIA adalah Bestuur Akademie, yang menerima tamatan dari AMS. Lama pendidikan 3 tahun, sedangkan tamatan AMS dapat kuliah setahun untuk mendapatkan Meester in de Rechten (semacam Fakultas Hukum). Fakultas Pertanian dibuka pada tanggal 1 Oktober 1940 di Bogor.
Sekolah untuk mendidik calon pegawai pamong praja adalah OSVIA. Sekolah OSVIA hanya ada di Magelang, Probolinggo, dan Bandung. Jumlah muridnya maksimal hanya 60 orang. Jadi, hanya ada 180 orang saja yang bersekolah di OSVIA. Baik sekolah OSVIA maupun STOVIA hanya bisa dijangkau oleh orang kaya atau anak-anak pejabat tinggi pemerintahan Hindia Belanda.  Sekolah untuk mencetak tenaga pengajar dan pendidik hanya ada di Bandung, Yogyakarta, serta Probolinggo.

Subscribe to receive free email updates:

7 Responses to "Pendidikan Indonesia tahun 1900-an"